- Back to Home »
- History Of The Museum
Posted by : Unknown
Jumat, 06 Maret 2015
About Museum
National Museum offers space for public or personal exhibition and events. Please contact us for further information.
Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment)
yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan
ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG)
merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan
penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi
dan sejarah, Berta menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai
semboyan "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu
JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan
Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia
juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat
berguna, sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal
berdirinya museum dan perpustakaan.
Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa
(1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi
Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di Kalibesar sudah penuh
dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk
digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung "Societeit de Harmonie").
Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat
ini berdiri kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat Istana
kepresidenan.
Jumlah koleksi milik BG terus neningkat
hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya.
Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun
sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan
Merdeka Barat No. 12 (dutu disebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau "Sekolah Tinggi Hukum" (pernah dipakai untuk markasKenpetai di
masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan
Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Museum ini sangat dikenal di kalangan
masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya
"Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena di halaman depan museum
terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn
(Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871.
Kadang kala disebut juga "Gedung Arca" karena di dalam gedung memang
banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari
berbagai periode.
Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar "koninklijk" karena jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diubah
namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan
dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin dalam semboyan barunya:
"memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya".
Mengingat pentingnya museum ini bagi
bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan
Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia,
yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal
28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum
Nasional.
Kini Museum Nasional bernaung di bawah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum Nasional mempunai visi
yang mengacu kepada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu
"Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan
pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan
peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh
persatuan dan persahabatan antar bangsa".